Akibat Kebandelan kaumnya Musa diberilah musibah demi musibah silih berganti. Ketika diberi ujian dengan kemarau yang panjang, maka kaum yang bandel ini datang kepada Nabi Musa as. Wahai Musa, tolonglah berdoa kepada Tuhanmu, hapuskanlah kemarau panjang ini dengan hujan, agar penderitaan kami dapat berkurang sedikit. Nanti, kalau hujan sudah datang, kami akan jadi pengikutmu yang setia. Maka Musa pun berdoa kepada Tuhan supaya diturunkan hujan.
Setelah Musa berdoa, dengan serta merta hujan lebat pun turun. Maka kaum Nabi Musa ini pun bersenang2 dengan riang gembira. Janji mereka yang akan menjadi pengikut setia Nabi Musa sudah dilupakannya setelah ia mendapat nikmat. Maka Tuhan pun kirim belalang sebagai ujian bagi kaum Musa. Tanam2an pertanian, perkebunan yang tumbuh hijau akibat hujan lebat disikat habis oleh semua belalang yang ada. Setelah tanaman habis dilalap oleh belalang dengan tanpa sisa, maka belalang meneruskan aksi mereka dengan menggerogoti atap2 rumah penduduk. Ketika atap rumah penduduk sudah ompong melompong, belalang pun melanjutkan aksinya dengan melahap dinding2 rumah yang terbuat dari kayu.
Setelah tidak tahan dengan penderitaan akibat serangan belalang, datang lah kaum yang bandel ini kepada Nabi Musa as. Dengan berhiba2 ia minta supaya Nabi Musa berdoa agar belalang dimusnahkan dari negeri mereka. Nanti, kalau belalang sudah musnah, mereka berjanji akan menjadi pengikut Musa yang setia. Nabi Musa kasihan juga melihat penderitaan mereka, maka Nabi yang penuh dengan kasih ini pun berdoa lagi. Setelah berdoa belalang pun sirna. Apa yang terjadi dengan kaum Nabi Musa ? Bukannya mereka memenuhi janji untuk setia kepada Musa, mereka malahan menuduh Nabi Musa sebagai penyihir yang nyata.
Tidak puas dengan tuduhan keji itu, maka Kaum Nabi Musa ini juga menghina, mencerca, mencaci maki setiap ada Nabi Musa. Sebagian dari mereka bahkan ada yang hendak mengusir Musa. Namun sebagian lagi melarang, sebab mungkin saja Musa masih ada manfaatnya.
Nabi Musa tetap sabar, ketika datang ujian kutu ia pun masih mau berdoa untuk kaumnya. Ujian kutu ini menyerang negeri. Seluruh kampung dan negeri dipenuhi oleh kutu. Maka, setelah kaum yang bandel itu tidak tahan, mereka datang lagi kepada Nabi Musa. Minta didoakan lagi dengan merengek2. Berjanji lagi. Setelah didoakan ingkar janji lagi. Maka datanglah serangan katak, diseluruh negeri penuh dengan katak. Minta didoakan lagi, berjanji lagi, ingkar lagi, dasar bandel !!!
Setelah katak hilang datang lagi ujian darah, dimana2 ada darah yang amis dan menjijikkan. Kaum yang bandel itu minta didoakan lagi. Setelah didoakan dan hilang musibah2 nya, Nabi Musa dituduh lagi sebagai tukang sihir. Cerita mengenai Musa sebagai tukang sihir ini pun sampai juga ke telinga Firaun. Maka Firaun pun mengundang Musa untuk melakukan perlombaan sihir.
Sebetulnya Firaun agak ngeri juga berhadapan dengan Musa, karena ia tahu sebetulnya Musa ini benar utusan Tuhan. Dan ia yakin tak akan menang menghadapi Musa. Tetapi, karena gengsi, ia tak mau membatalkan undangannya itu. Namun demikian, diam2 Firaun mendatangi Bal’am, seorang wali yang sangat soleh ketika itu. Bal’am sangat terkenal karena setiap doanya juga pasti terkabul. Bahkan, doa belum terucap, baru tangannya saja menengadah, maka pintu2 langit sudah terbuka, seolah2 siap menyambut doa Bal’am.
Oleh Firaun, Bal’am disuruh berdoa supaya Nabi Musa as tersesat. Tadinya Bal’am enggan berdoa yang seperti itu. Namun, karena hadiah2 yang terus mengalir, baik secara langsung maupun melalui istrinya, maka hati Bal’am tergoda juga. Singkat cerita Bal’am berdoa supaya Musa tersesat. Benar saja Musa tersesat selama 40 tahun. Jibril datang bahwa ia tersesat karena doa dari si Bal’am. Maka Musa pun berdoa kepada Tuhan, supaya diberikan petunjuk untuk dapat bertemu dengan Firaun. Sebetulnya, tersesatnya Nabi Musa ini juga ujian bagi Musa, ia pernah lupa berdzikir kepada Tuhan.
Akhirnya, Musa berhasil sampai di istana Firaun. Disana, ia sudah ditunggu oleh ahli2 sihir yang sudah berpengalaman. Ketika, ahli sihir Firaun melemparkan tali2 mereka, dengan gesitnya tali2 itu berubah menjadi ular. Musa merasa gentar melihat tali2 yang berubah jadi ular2 yang ganas. Ia lupa lagi untuk berdzkir kepada Tuhan. Oleh sebab itu Musa menjadi takut. Musa lupa bahwa ia tidak boleh takut, karena Tuhan selalu mengawasi apa2 yang akan terjadi. Sampailah pada puncak ketakutannya itu, maka Nabi Musa diperintahkan oleh Tuhan untuk melemparkan tongkatnya. Tongkat dilempar berubah menjadi ular yang sangat besar, menelan semua ular2 kecil buatan ahli shir.
Melihat itu semua ahli sihir Firaun bersujud, tunduk dan patuh serta berjanji akan menjadi pengikut Musa. Tetapi ahli sihir itu dihukum Firaun dengan potong kaki dan tangan, kaki kiri dan tangan kanan dipotong, atau sebaliknya kaki kanan dan tangan kiri yang dipotong.
Sebetulnya ceritanya sangat panjang, tetapi intinya adalah, Tuhan akan kirim penguasa yang nakal jika rakyat suatu bangsa juga bandel dan susah diatur…Jadi sebenarnya benarlah kalau ada yang mengatakan bahwa penguasa itu refleksi dari rakyatnya. Kalau rakyatnya baik, maka pemimpinnya juga baik, dan sebaliknya…
sumber:filsafat.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar