20.4.11

"Nikmatilah Kopinya, Bukan Cangkirnya"


Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stess di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis - dari porselin, plastik,gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah - dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."

"Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

"Sekarang perhatikan hal ini : Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita."

Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya. Jadi nikmatilah kopinya, jangan cangkirnya.


Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan anda. Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup anda, anda menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan. Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia. Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam
kehidupan selain dari pekerjaan anda.

16.4.11

Tukang Cukur Dan Tuhan

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”.

“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.

“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”.

“Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .

“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”.

“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :

“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”

Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : “Kamu kok bisa bilang begitu?”.

“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.

“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.

“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.

“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.

“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.

“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.

Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?

Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?

Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Si tukang cukur terbengong!!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”

Jika Anda berpikir bahwa TUHAN ITU ADA, sampaikan cerita ini kepada orang lain. Semoga kita selalu mendapat kebaikan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Amien..

3 jawaban yang membuktikan ALLAH itu ada

Ada seorang pemuda yang lama menjalani pendidikan di luar negeri namun tidak pernah belajar agama Islam, kini kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia diminta kedua orang tuanya untuk belajar agama Islam, namun ia memberi syarat agar dicarikan guru agama yang bisa menjawab 3 pertanyaan yang selama ini mengganjal dihatinya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kyai dari pinggiran kota.

Pemuda : “Anda siapa dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanya an saya?“

Kyai : “Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.“

Pemuda : “Anda yakin? Sedangkan Profesor di Amerika dan banyak orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.“

Kyai : “Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.“

Pemuda : “Saya ada 3 pertanyaan :

1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya !

2. Kalau memang benar ada takdir, tunjukkan takdir itu pada saya !

3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?“

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.

Pemuda : (sambil menahan sakit) “Hei ! Kenapa anda marah kepada saya?“

Kyai : “Saya tidak marah... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan

kepada saya.“

Pemuda : “Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.“

Kyai : “Bagaimana rasanya tamparan saya?“

Pemuda : “Tentu saja saya merasakan sakit.“

Kyai : “Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?“

Pemuda : “Ya!“

Kyai : “Tunjukan pada saya wujud sakit itu!“

Pemuda : “Saya tidak bisa.“

Kyai : “Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu

melihat wujudnya."

Kyai : “Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?“

Pemuda : “Tidak.

Kyai : “Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari ini?“

Pemuda : “Tidak.“

Kyai : “Itulah yang dinamakan takdir.“

Kiyai : “Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?“

Pemuda : ”Kulit.“

Kyai : ”Terbuat dari apa pipi anda?“

Pemuda : ”Kulit.“

Kyai : ”Bagaimana rasanya tamparan saya?“

Pemuda : ”Sakit.“

Kyai : ”Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki

maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan. Semoga kita bukan

termasuk orang-orang yang ditempatkan bersama syaitan di neraka...“

Pemuda itu langsung tertunduk dan memeluk kyai tersebut sambil memohonnya untuk mengajarkan Islam lebih banyak lagi.

dibaca...di mengerti DAN di renungi ya !!!!

sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=7974200

Penguasa Nakal Refleksi dari Bangsa yang Bandel

Ketika Tuhan mengutus Nabi Musa as untuk berdakwah kepada Firaun. Sebetulnya Tuhan juga tahu, kalau Firaun itu sudah tidak bisa diluruskan lagi. Jadi apa gunanya dakwah Musa itu ? Ya dakwah itu berguna untuk peningkatan iman Nabi Musa sendiri, serta orang2 yang mau diajak. Kaum Nabi Musa as juga termasuk bangsa yang paling bandel juga. Seperti Nabi2 yang lain, Musa sendiri juga mengalami hinaan, cacian, ejekan dan cibiran dari kaumnya. Hampir semua Nabi tidak diterima di negerinya sendiri, sementara di negeri lain diterima dan disambut dengan baik.

Akibat Kebandelan kaumnya Musa diberilah musibah demi musibah silih berganti. Ketika diberi ujian dengan kemarau yang panjang, maka kaum yang bandel ini datang kepada Nabi Musa as. Wahai Musa, tolonglah berdoa kepada Tuhanmu, hapuskanlah kemarau panjang ini dengan hujan, agar penderitaan kami dapat berkurang sedikit. Nanti, kalau hujan sudah datang, kami akan jadi pengikutmu yang setia. Maka Musa pun berdoa kepada Tuhan supaya diturunkan hujan.

Setelah Musa berdoa, dengan serta merta hujan lebat pun turun. Maka kaum Nabi Musa ini pun bersenang2 dengan riang gembira. Janji mereka yang akan menjadi pengikut setia Nabi Musa sudah dilupakannya setelah ia mendapat nikmat. Maka Tuhan pun kirim belalang sebagai ujian bagi kaum Musa. Tanam2an pertanian, perkebunan yang tumbuh hijau akibat hujan lebat disikat habis oleh semua belalang yang ada. Setelah tanaman habis dilalap oleh belalang dengan tanpa sisa, maka belalang meneruskan aksi mereka dengan menggerogoti atap2 rumah penduduk. Ketika atap rumah penduduk sudah ompong melompong, belalang pun melanjutkan aksinya dengan melahap dinding2 rumah yang terbuat dari kayu.

Setelah tidak tahan dengan penderitaan akibat serangan belalang, datang lah kaum yang bandel ini kepada Nabi Musa as. Dengan berhiba2 ia minta supaya Nabi Musa berdoa agar belalang dimusnahkan dari negeri mereka. Nanti, kalau belalang sudah musnah, mereka berjanji akan menjadi pengikut Musa yang setia. Nabi Musa kasihan juga melihat penderitaan mereka, maka Nabi yang penuh dengan kasih ini pun berdoa lagi. Setelah berdoa belalang pun sirna. Apa yang terjadi dengan kaum Nabi Musa ? Bukannya mereka memenuhi janji untuk setia kepada Musa, mereka malahan menuduh Nabi Musa sebagai penyihir yang nyata.

Tidak puas dengan tuduhan keji itu, maka Kaum Nabi Musa ini juga menghina, mencerca, mencaci maki setiap ada Nabi Musa. Sebagian dari mereka bahkan ada yang hendak mengusir Musa. Namun sebagian lagi melarang, sebab mungkin saja Musa masih ada manfaatnya.

Nabi Musa tetap sabar, ketika datang ujian kutu ia pun masih mau berdoa untuk kaumnya. Ujian kutu ini menyerang negeri. Seluruh kampung dan negeri dipenuhi oleh kutu. Maka, setelah kaum yang bandel itu tidak tahan, mereka datang lagi kepada Nabi Musa. Minta didoakan lagi dengan merengek2. Berjanji lagi. Setelah didoakan ingkar janji lagi. Maka datanglah serangan katak, diseluruh negeri penuh dengan katak. Minta didoakan lagi, berjanji lagi, ingkar lagi, dasar bandel !!!

Setelah katak hilang datang lagi ujian darah, dimana2 ada darah yang amis dan menjijikkan. Kaum yang bandel itu minta didoakan lagi. Setelah didoakan dan hilang musibah2 nya, Nabi Musa dituduh lagi sebagai tukang sihir. Cerita mengenai Musa sebagai tukang sihir ini pun sampai juga ke telinga Firaun. Maka Firaun pun mengundang Musa untuk melakukan perlombaan sihir.

Sebetulnya Firaun agak ngeri juga berhadapan dengan Musa, karena ia tahu sebetulnya Musa ini benar utusan Tuhan. Dan ia yakin tak akan menang menghadapi Musa. Tetapi, karena gengsi, ia tak mau membatalkan undangannya itu. Namun demikian, diam2 Firaun mendatangi Bal’am, seorang wali yang sangat soleh ketika itu. Bal’am sangat terkenal karena setiap doanya juga pasti terkabul. Bahkan, doa belum terucap, baru tangannya saja menengadah, maka pintu2 langit sudah terbuka, seolah2 siap menyambut doa Bal’am.

Oleh Firaun, Bal’am disuruh berdoa supaya Nabi Musa as tersesat. Tadinya Bal’am enggan berdoa yang seperti itu. Namun, karena hadiah2 yang terus mengalir, baik secara langsung maupun melalui istrinya, maka hati Bal’am tergoda juga. Singkat cerita Bal’am berdoa supaya Musa tersesat. Benar saja Musa tersesat selama 40 tahun. Jibril datang bahwa ia tersesat karena doa dari si Bal’am. Maka Musa pun berdoa kepada Tuhan, supaya diberikan petunjuk untuk dapat bertemu dengan Firaun. Sebetulnya, tersesatnya Nabi Musa ini juga ujian bagi Musa, ia pernah lupa berdzikir kepada Tuhan.

Akhirnya, Musa berhasil sampai di istana Firaun. Disana, ia sudah ditunggu oleh ahli2 sihir yang sudah berpengalaman. Ketika, ahli sihir Firaun melemparkan tali2 mereka, dengan gesitnya tali2 itu berubah menjadi ular. Musa merasa gentar melihat tali2 yang berubah jadi ular2 yang ganas. Ia lupa lagi untuk berdzkir kepada Tuhan. Oleh sebab itu Musa menjadi takut. Musa lupa bahwa ia tidak boleh takut, karena Tuhan selalu mengawasi apa2 yang akan terjadi. Sampailah pada puncak ketakutannya itu, maka Nabi Musa diperintahkan oleh Tuhan untuk melemparkan tongkatnya. Tongkat dilempar berubah menjadi ular yang sangat besar, menelan semua ular2 kecil buatan ahli shir.

Melihat itu semua ahli sihir Firaun bersujud, tunduk dan patuh serta berjanji akan menjadi pengikut Musa. Tetapi ahli sihir itu dihukum Firaun dengan potong kaki dan tangan, kaki kiri dan tangan kanan dipotong, atau sebaliknya kaki kanan dan tangan kiri yang dipotong.

Sebetulnya ceritanya sangat panjang, tetapi intinya adalah, Tuhan akan kirim penguasa yang nakal jika rakyat suatu bangsa juga bandel dan susah diatur…Jadi sebenarnya benarlah kalau ada yang mengatakan bahwa penguasa itu refleksi dari rakyatnya. Kalau rakyatnya baik, maka pemimpinnya juga baik, dan sebaliknya…