Bintik hitam pada bola mata dari penglihatan yang sudah rabun
perlahan hilang ditelan senja dunia yang tak kenal ampun
hati yang seringkali limbung oleh lambung-lambung yang meronta tanpa henti
lapar akan kepuasaan dunia yang berada diantara kertas dan ambisi
antara butuh dan rasa bosan untuk tinggal atau pergi...
Berteriak dalam mimpi akan hakikat benar dan salah
akan nilai-nilai yang makin terasing pada wajah-wajah yang kian enggan untuk mengalah
dari kepala tanpa hati
di hati tanpa nurani
dari tubuh yang seolah-olah berpakaian
karena akal perlahan pudar ditelan zaman
lalu untuk apa arti keyakinan
perlahan namun pasti bintik-bintik hitam itu mulai berkuasa
mengerogoti satu persatu jiwa-jiwa yang dahulu perkasa
jiwa yang mulai padam tanpa pelita
bersemayam api dalam sanubari
dalam kuasa menari liar dalam lingkaran tak bertepi
Lalu sampai kapan aku bertanya:
buat apa-apa yang kau suka
karena kuyakin aku dan kau pasti berhenti
mungkin saat raga mulai menua
atau paling tidak sampai saat tubuh kasar ini telah tiada
kita mulai tertawa dalam penyesalan
menangisi semua kebodohan
jiwa-jiwa yang tinggal sendirian
soal-soal yang datang menghantam
dari muka dari belakang
dari kiri dan kanan
tiada satupun jawaban terucap
karena hanya manis dunia yang ingin dikecap
tak mungkin lagi berharap senang
tak pernah bersiap tuk kembali Pulang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar