30.4.10

Kisah di Malam Pertama Seorang Ulama

Syuraih Al Qadhi pernah menceritakan kehidupan rumah tangganya kepada seorang sahabat, Asy Sya'bi. "Sejak dua puluh tahun yang lalu aku tidak pernah melihat istriku berbuat sesuatu yang membuatku marah," kata Syuraih.

"Mengapa demikian?" tanya As Sya'bi.

"Mulai malam pertama yang pertama aku lihat padanya adalah keindahan dan kecantikan belaka. Pada malam pertama, aku berniat dalam hati unutk menjalankan shalat dua rakaat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Ketika aku menoleh untuk melakukan salam, aku melihat istriku pun mengulurkan tangannya seraya berkata, 'Selamat datang wahai Abu Umayah. Alhamdulillah aku memuji dan memohon pertolongan-Nya. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan keluarganya. Sungguh, aku adalah perempuan asing bagimu. Aku sama sekali tidak tahu akhlakmu. Terangkanlah kepadaku apa-apa yang engkau senangi dan yang tidak engkau senangi. Apa-apa yang engkau senangi akan aku penuhi, sedangkan yang tidak engkau sukai aku akan berusaha menjauhinya.'

'Aku yakin,' lanjut istriku, 'diantara kaummu pasti ada orang yang ingin mengawinkan wanitanya denganmu. Begitu pula kaumku, ada laki-laki yang sekufu denganku. Akan tetapi, apa yang telah ditetapkan Allah harus dilaksanakan. Nah sekarang aku telah menjadi milikmu. Lakukanlah sesuai dengan yang telah diperintahkan Allah. Aku mengucapkan ini dengan memohon ampun kepada Allah untukku dan untukmu.'

Demi Allah, Sya'bi, dalam keadaan seperti itu akan amat membutuhkan khutbah seperti yang diucapkan istriku," papar Syuraih kepada sahabatnya.

Aku pun menyambut ungkapan istriku, "Alhamdulillah segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad saw. dan keluarganya. Engkau telah mengatakan sesuatu yang jika engkau teguh memegangnya maka itulah bagianmu. Jika engkau hanya berpura-pura maka menjadi hujjah atasmu. Apa yang kamu lihat baik maka sebarkanlah, apa yang engkau lihat jelek maka buanglah jauh-jauh."

"Apakah engkau senang mengunjungi keluargaku?" tanya istriku.

"Aku ingin suami anak perempuanku tidak membosankanku," jawabku.

"Siapa saja tetangga yang kamu senangi yang dapat aku izinkan masuk rumah? Siapa pula yang kau benci agar aku tidak membiarkannya masuk ke rumahmu?" tanya istriku.

"Maka, aku pun menghabiskan malam pertama tersebut dengan perbincangan penuh dengan kelembutan dan kebahagiaan. Aku hidup bersamanya. Selama satu tahun pertama, aku tidak pernah melihat darinya, kecuali yang menyenangkan," ungkap Syuraih.

Demikianlah Syuraih menceritakan kebahagiaan keluarganya kepada As Sya'bi. Dari ceritanya, tampak suasana malam pertama Syuraih dengan istrinya yang sedemikian indah. Mereka bercengkerama, saling membuka diri, saling mengenali. Itulah awal kehidupan baru yang indah.

27.4.10

Dosa Mengolok-Olok Ajaran Nabi

Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan hukum yang sempurna. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.

Seringkali kita saksikan begitu mudahnya sebagian orang mengolok-ngolok saudaranya yang ingin menjalankan syaria’t. Ada yang berjenggot kadang diolok-olok dengan kambing dan sebagainya. Ada pula yang mengenakan jilbab atau pun cadar juga dikenakan hal yang sama. Seharusnya setiap muslim tahu bahwa perbuatan seperti ini bukanlah dosa biasa. Simak pembahasan berikut agar mendapat penjelasan. Hanya Allah yang memberi taufik.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah 9: 65-66)

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Muhammad bin Ka’ab, Zaid bin Aslam dan Qotadah, hadits dengan rangkuman sebagai berikut. Disebutkan bahwa pada suatu perjalanan perang (yaitu perang Tabuk), ada orang di dalam rombongan tersebut yang berkata, “Kami tidak pernah melihat seperti para ahli baca Al-Qur’an ini (yang dimaksudkan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya), kecuali sebagai orang yang paling buncit perutnya, yang paling dusta ucapannya dan yang paling pengecut tatkala bertemu dengan musuh.”

(Mendengar hal ini), ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata kepada orang tersebut, “Engkau dusta, kamu ini munafik. Aku akan melaporkan ucapanmu ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Maka ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu pun pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sebelum ‘Auf sampai, wahyu telah turun kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (tentang peristiwa itu). Kemudian orang yang bersenda gurau dengan menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bahan candaan itu mendatangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sudah berada di atas untanya. Orang tadi berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami tadi hanyalah bersenda gurau, kami lakukan itu hanyalah untuk menghilangkan kepenatan dalam perjalanan sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam perjalanan!”

Ibnu Umar (salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berada di dalam rombongan) bercerita, “Sepertinya aku melihat ia berpegangan pada tali pelana unta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan kakinya tersandung-sandung batu sembari mengatakan, “Kami tadi hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya (dengan membacakan firman Allah):

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah 9 : 65-66).

Beliau mengucapkan itu tanpa menoleh orang tersebut dan beliau juga tidak bersabda lebih dari itu.” (HR. Ibnu Jarir Ath Thobariy dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Umar dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shohihul Musnad min Asbabin Nuzul mengatakan bahwa sanad Ibnu Abi Hatim hasan)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Dinukil dari Imam Syafi’iy bahwa beliau ditanyakan mengenai orang yang bersenda gurau dengan ayat-ayat Allah T’ala. Beliau mengatakan bahwa orang tersebut kafir dan beliau berdalil dengan firman Allah Ta’ala,

أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah 9: 65-66)” -Demikianlah dinukil dari Ash Shorim Al Maslul ‘ala Syatimir Rosul-

Ayat di atas menunjukkan bahwa mengolok-olok Allah, Rasulullah dan ayat-ayat Allah adalah suatu bentuk kekafiran. Dan barang siapa mengolok-olok salah satu dari ketiga hal ini, maka dia juga telah mengolok-olok yang lainnya (semuanya). (Lihat Kitab At Tauhid, Dr. Sholih bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan, hal. 59)

Perlu diketahui bahwa mengolok-olok Allah dan agama-Nya ada dua bentuk :

Pertama, yang bentuknya jelas dan terang-terangan sebagaimana terdapat dalam kisah turunnya surat At Taubah ayat 65-66.

Kedua, yang bentuknya sindiran dan isyarat seperti isyarat mata atau menjulurkan lidah.

Dan termasuk dalam mengolok-olok adalah mengolok-olok orang yang komitmen dengan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti mengatakan, ‘agama itu bukanlah pada tampilan rambut’. Perkataan ini dimaksudkan untuk mengejek orang-orang yang berjenggot. Atau termasuk juga ucapan-ucapan yang lainnya yang hampir sama. (Lihat Kitab At Tauhid, Dr. Sholih bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan, hal. 62)

Berikut ini kami akan menukilkan perkataan ulama lainnya untuk mendukung pernyataan di atas.

Perkataan Pertama

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah, seorang ulama besar dan faqih di Saudi Arabia pernah ditanyakan, “Apakah termasuk dalam dua ayat yang disebutkan sebelumnya (yaitu surat At Taubah ayat 65-66 -pen) bagi orang-orang yang mengejek dan mengolok-olok orang yang memelihara jenggot dan yang komitmen dengan agama ini?”

Beliau rahimahullah menjawab, “Mereka yang mengejek orang yang komitmen dengan agama Allah dan yang menunaikan perintah-Nya, jika mereka mengejek ajaran agama yang mereka laksanakan, maka ini termasuk mengolok-olok mereka dan mengolok-olok syariat (ajaran) Islam. Dan mengolok-olok syariat ini termasuk kekafiran.

Adapun jika mereka mengolok-olok orangnya secara langsung (tanpa melihat pada ajaran agama yang dilakukannya baik itu pakaian atau jenggot), maka semacam ini tidaklah kafir. Karena seseorang bisa saja mengolok-olok orang tersebut atau perbuatannya. Namun setiap orang seharusnya berhati-hati, jangan sampai dia mengolok-olok para ulama atau orang-orang yang komitmen dengan Kitabullah dan Sunnah (petunjuk) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat Fatawal Aqidah wa Arkanil Islam, Darul ‘Aqidah, hal. 120)

Perkataan Kedua

Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah, pernah menjabat ketua Lajnah Da’imah (semacam Komite Fatwa MUI) dan juga pakar hadits, pernah ditanyakan, “Saat ini banyak di tengah masyarakat muslim yang mengolok-olok syariat-syariat agama yang nampak seperti memelihara jenggot, menaikkan celana di atas mata kaki, dan selainnya. Apakah hal ini termasuk mengolok-olok agama yang membuat seseorang keluar dari Islam? Bagaimana nasihatmu terhadap orang yang terjatuh dalam perbuatan seperti ini? Semoga Allah memberi kepahaman padamu.”

Syaikh rahimahullah menjawab, “Tidak diragukan lagi bahwa mengolok-olok Allah, Rasul-Nya, ayat-ayat-Nya dan syariat-Nya termasuk dalam kekafiran sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

“Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah 9: 65-66)

Termasuk dalam hal ini adalah mengolok-olok masalah tauhid, shalat, zakat, puasa, haji atau berbagai macam hukum dalam agama ini yang telah disepakati.

Adapun mengolok-olok orang yang memelihara (memanjangkan) jenggot, yang menaikkan celana di atas mata kaki (tidak isbal) atau semacamnya yang hukumnya masih samar, maka ini perlu diperinci lagi. Tetapi setiap orang wajib berhati-hati melakukan perbuatan semacam ini.

Kami menasihati kepada orang-orang yang melakukan perbuatan olok-olok seperti ini untuk segera bertaubat kepada Allah dan hendaklah komitmen dengan syariat-Nya. Kami menasihati untuk berhati-hati melakukan perbuatan mengolok-olok orang yang berpegang teguh dengan syariat ini dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Hendaklah seseorang takut akan murka dan azab (siksaan) Allah serta takut akan murtad dari agama ini sedangkan dia tidak menyadarinya. Kami memohon kepada Allah agar kami dan kaum muslimin sekalian mendapatkan maaf atas segala kejelakan dan Allah-lah sebaik-baik tempat meminta. Wallahu waliyyut taufiq. (Lihat Kayfa Nuhaqqiqut Tauhid, Madarul Wathon Linnashr, hal.61-62)

Perkataan ketiga

Fatwa Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (komisi fatwa di Saudi Arabia) no. 4127 tentang mengolok-olok hijab (jilbab) muslimah.

Pertanyaan :

Apa hukum orang yang mengolok-olok wanita yang memakai hijab (jilbab) syar’i dengan menjuluki bahwa wanita semacam itu adalah ifrit (setan) atau dijuluki ‘kemah yang bergerak’ atau ucapan olok-olok lainnya?

Jawaban :

Barang siapa mengejek muslimah atau seorang muslim yang berpegang teguh dengan syariat Islam maka dia kafir. Baik mengejek tersebut terhadap hijab (jilbab) muslimah yang menutupi dirinya sesuai tuntunan syariat atau boleh jadi dalam masalah lainnya. Hal ini dikarenakan terdapat riwayat dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma. Beliau berkata, “Seorang laki-laki ketika perang Tabuk berkata di suatu majelis (kumpulan) : Aku tidak pernah melihat semisal ahli baca al-Qur’an (yang dimaksudkan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya, pen) yang paling perutnya buncit, sering berdusta dengan lisannya, dan paling takut (pengecut) ketika bertemu musuh.” Lalu ada seseorang yang berkata :’Engkau dusta. Engkau adalah munafik. Sungguh, aku akan melaporkan hal ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berita ini sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan turunlah ayat mengenai mereka. Lalu Abdullah bin ‘Umar berkata, “Sepertinya aku melihat ia berpegangan pada tali pelana unta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu kakinya tersandung batu sembari berkata, ‘Wahai Rasulullah, kami tadi hanyalah bersendau gurau dan bermain-main saja.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan (dengan membawakan ayat yang turun tadi, pen), “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS. At Taubah 9: 65-66)

(Dalam ayat di atas) Allah menjadikan ejekan kepada orang mukmin adalah ejekan kepada Allah, ayat-Nya dan Rasul-Nya. Semoga Allah memberi taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya serta shahabatnya.

Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’

Anggota: Abdullah bin Qu’ud, Abdullah bin Ghodayan
Wakil Ketua: Abdur Rozaq Afifi
Ketua: Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz

Segera Bertaubat

Setelah diketahui bahwa bentuk mengolok-olok atau mengejek orang yang berkomitmen dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk kekafiran, maka seseorang hendaknya menjauhinya. Dan jika telah terjatuh dalam perbuatan semacam ini hendaknya segera bertaubat. Semoga firman Allah Ta’ala berikut bisa menjadi pelajaran.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” (QS. Az Zumar 39: 53)

Jika seseorang bertaubat dari berbagai macam dosa termasuk berbagai hal yang dapat mengeluarkannya dari Islam dan dia melakukan hal ini dengan memenuhi syarat-syaratnya, maka taubatnya tersebut akan diterima.

Adapun syarat taubat adalah:

1. Taubat dilakukan dengan ikhlas dan bukan riya’ atau sum’ah (ingin dipuji orang lain).
2. Menyesal dengan dosa yang telah dilakukan.
3. Tidak terus-menerus dalam dosa. Jika meninggalkan yang wajib, segeralah melaksanakannya dan jika melakukan sesuatu yang haram, segeralah meninggalkannya.
4. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut di waktu akan datang.
5. Taubat tersebut dilakukan pada saat waktu diterimanya taubat yaitu sebelum kematian datang dan sebelum matahari terbit dari sebelah barat. (Lihat pembahasan syarat Taubat di Syarh Riyadhus Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin)

Semoga kita menjadi hamba Allah yang bertaubat dan hamba Allah yang disucikan. Amin Ya Mujibad Da’awat.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id

26.4.10

Istriku Bukan Bidadari, Tapi Aku Pun Bukan Malaikat

Alhamdulillah, salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.

Anda telah berkeluarga? Bagaimana pengalaman Anda selama mengarungi bahtera rumah tangga? Semulus dan seindah yang Anda bayangkan dahulu?

Mungkin saja Anda menjawab, “Tidak.”

Akan tetapi, izinkan saya berbeda dengan Anda, “Ya,” bahkan lebih indah daripada yang saya bayangkan sebelumnya.

Saudaraku, kehidupan rumah tangga memang penuh dengan dinamika, lika-liku, dan pasang surut. Kadang Anda senang, dan kadang Anda bersedih. Tidak jarang, Anda tersenyum di hadapan pasangan Anda, dan kadang kala Anda cemberut dan bermasam muka.

Bukankah demikian, Saudaraku?

Berbagai tantangan dan tanggung jawab dalam rumah tangga senantiasa menghiasi hari-hari Anda. Semakin lama umur pernikahan Anda, maka semakin berat dan bertambah banyak perjuangan yang harus Anda tunaikan.

Tanggung jawab terhadap putra-putri, pekerjaan, karib kerabat, masyarakat, dan lain sebagainya.

Di antara tanggung jawab yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan Anda ialah tanggung jawab terhadap pasangan hidup Anda.

Sebelum menikah, sah-sah saja Anda sebagai calon suami membayangkan bahwa pasangan hidup Anda cantik rupawan, bangsawan, kaya raya, patuh, pandai mengurus rumah, penyayang, tanggap, sabar, dan berbagai gambaran indah.

Bukankah demikian, Saudaraku?

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Biasanya, seorang wanita dinikahi karena empat pertimbangan: harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, hendaknya engkau lebih memilih wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Al-Qurthubi menjelaskan makna hadits ini dengan berkata, “Empat pertimbangan inilah yang biasanya mendorong seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita. Dengan demikian, hadits ini sebatas kabar tentang fakta yang terjadi di masyarakat, dan bukan perintah untuk menjadikannya sebagai pertimbangan. Secara tekstual pun, hadits ini menunjukkan bahwa dibolehkan menikahi seorang wanita dengan keempat pertimbangan itu. Akan tetapi, hendaknya pertimbangan agama lebih didahulukan.”

Keterangan al-Qurthubi ini semakna dengan hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Amr al-’Ash radhiyallahu ‘anhu, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ وَلاَ تَزَوَّجُوهُنَّ لِأَمْوَالِهِنَّ فَعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى الدِّينِ وَلَأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ

‘Janganlah engkau menikahi wanita hanya karena kecantikan parasnya, karena bisa saja parasnya yang cantik menjadikannya sengsara. Jangan pula engkau menikahinya karena harta kekayaannya, karena bisa saja harta kekayaan yang ia miliki menjadikan lupa daratan. Akan tetapi, hendaklah engkau menikahinya karena pertimbangan agamanya. Sungguh, seorang budak wanita berhidung pesek dan berkulit hitam, tetapi ia patuh beragama, lebih utama dibanding mereka semua.’” (Hr. Ibnu Majah; oleh al-Albani dinyatakan sebagai hadits yang lemah)

Akan tetapi, sekarang, setelah Anda menikah, terwujudkah seluruh impian dan gambaran yang dahulu terlukis dalam lamunan Anda?

Bila benar-benar seluruh impian Anda terwujud pada pasangan hidup Anda, maka saya turut mengucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat. Bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati atau kecewa.

Saudaraku, besarkan hati Anda, karena nasib serupa tidak hanya menimpa Anda seorang, tetapi juga menimpa kebanyakan umat manusia.

عَنْ أَبِى مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلاَّ آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

Abu Musa radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Banyak lelaki yang berhasil menggapai kesempurnaan, sedangkan tidaklah ada dari wanita yang berhasil menggapainya kecuali Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya, kelebihan Aisyah dibanding wanita lainnya bagaikan kelebihan bubur daging [1] dibanding makanan lainnya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Saudaraku, berbahagia dan berbanggalah dengan pasangan hidup Anda, karena pasangan hidup Anda adalah wanita terbaik untuk Anda!

Anda tidak percaya? Silakan Anda membuktikannya. Bacalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini, lalu terapkanlah pada istri Anda.

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

“Tidak pantas bagi lelaki yang beriman untuk meremehkan wanita yang beriman. Bila ia tidak menyukai satu perangai darinya, pasti ia puas dengan perangainya yang lain.” (Hr. Muslim)

Saudaraku, Anda kecewa karena istri Anda kurang pandai memasak? Tidak perlu khawatir, karena ternyata istri Anda adalah penyayang.

Anda kurang puas dengan istri Anda yang kurang pandai mengurus rumah dan kurang sabar? Tidak usah berkecil hati, karena ia begitu cantik rupawan.

Anda berkecil hati karena istri Anda kurang cantik? Segera besarkan hati Anda, karena ternyata istri Anda subur sehingga Anda mendapatkan karunia keturunan yang shalih dan shalihah. Coba Anda bayangkan, betapa besar penderitaan Anda bila Anda menikahi wanita cantik akan tetapi mandul.

Demikianlah seterusnya.

Tidak etis dan tidak manusiawi bila Anda hanya pandai mengorek kekurangan istri, namun Anda tidak mahir dalam menemukan kelebihan-kelebihannya. Buktikan Saudaraku, bahwa Anda benar-benar seorang suami yang berjiwa besar, sehingga Anda peka dan lihai dalam membaca kelebihan pasangan Anda.

Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu peka dan mahir dalam membaca segala hal, termasuk suasana hati istrinya. Aisyah mengisahkan,

قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً، وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى . قَالَتْ: فَقُلْتُ مِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ، فَقَالَ: أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِيْنَ لاَ وَرَبِّ مُحَمَّدٍ، وَإِذَا كُنْتِ غَضْبَى قُلْتِ لاَ وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ. قَالَتْ: قُلْتُ أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَهْجُرُ إِلاَّ اسْمَكَ

“Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Sungguh, aku mengetahui bila engkau ridha kepadaku, demikian pula bila engkau sedang marah kepadaku.’ Spontan, Aisyah bertanya, ‘Darimana engkau dapat mengetahui hal itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Bila engkau sedang ridha kepadaku, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad. Adapun bila engkau sedang dirundung amarah, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim.’’ Mendengar penjelasan ini, Aisyah menimpalinya dan berkata, ‘Benar, sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika aku marah, tiada yang aku tinggalkan, kecuali namamu saja.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

Demikianlah teladan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau begitu peka dengan suasana hati istrinya, sehingga beliau bisa membaca isi hati istrinya dari ucapan sumpahnya. Walaupun Aisyah berusaha untuk menyembunyikan isi hatinya, tetap bermanis muka, senantiasa berada di sanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berbicara seperti biasa, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat menebak suasana hatinya dari perubahan cara bersumpahnya. Luar biasa, perhatian, kejelian, dan kepekaan yang tidak ada bandingnya.

Tidak mengherankan, bila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Orang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik dalam memperlakukan istrinya, dan aku adalah orang terbaik di antara kalian dalam memperlakukan istriku.” (Hr. At-Tirmidzi)

Bagaimana dengan Anda, Saudaraku? Dengan apa Anda dapat mengenali dan meraba suasana hati pasangan Anda?

Saudaraku, tidak ada salahnya bila sejenak Anda kembali memutar lamunan dan gambaran tentang istri ideal dan idaman yang pernah singgah dalam benak Anda. Selanjutnya, bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan gambaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kaum wanita berikut ini,

الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah, dan bila engkau bersenang-senang dengannya, niscaya engkau dapat bersenang-senang dengannya, sedangkan ia adalah bengkok.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Pada riwayat lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَسْتَقِيمُ لَكَ الْمَرْأَةُ عَلَى خَلِيقَةٍ وَاحِدَةٍ وَإِنَّمَا هِيَ كَالضِّلَعُ إِنْ تُقِمْهَا تَكْسِرْهَا وَإِنْ تَتْرُكْهَا تَسْتَمْتِعْ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Tidak mungkin istrimu kuasa bertahan dalam satu keadaan. Sesungguhnya, wanita itu bak tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah. Adapun bila engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat bersenang-senang dengannya, (tetapi hendaklah engkau ingat) ia adalah bengkok.” (Hr. Ahmad)

Nah, sekarang, silakan Anda mengorek memori Anda tentang wanita pendamping hidup Anda. Temukan berbagai kelebihan padanya, dan selanjutnya tersenyumlah, karena ternyata istri Anda memiliki banyak kelebihan.

Lalu, bila pada suatu hari Anda merasa tergoda oleh kecantikan wanita lain, maka ketahuilah bahwa sesuatu yang dimiliki oleh wanita itu ternyata juga telah dimiliki oleh istri Anda. Maka, bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri Anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا

“Bila engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh wanita yang engkau lihat itu.” (Hr. At-Tirmidzi)

Demikianlah caranya agar Anda dapat senantiasa puas dan bangga dengan pasangan hidup Anda. Anda selalu dapat merasa bahwa ladang Anda tampak hijau, sehijau ladang tetangga, dan bahkan lebih hijau.

Selamat berbahagia dengan pasangan hidup yang telah Allah karuniakan kepada Anda. Semoga Allah memberkahi bahtera rumah tangga Anda.

Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda juga berhak untuk mendambakan pasangan hidup yang tampan, gagah, kaya raya, pandai, berkedudukan tinggi, penuh perhatian, setia, penyantun, dermawan, dan lain sebagainya.

Betapa indahnya gambaran rumah tangga Anda, dan betapa istimewanya pasangan hidup Anda, andai gambaran Anda ini dapat terwujud. Bukankah demikian, Saudariku?

Saudariku, setelah Anda menikah, benarkah seluruh kriteria suami ideal yang pernah menghiasi lamunan Anda ini terwujud pada pasangan hidup Anda?

Bila benar terwujud, maka saya ucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat, dan bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati.

Besarkan hatimu, wahai Saudariku! Percayalah, bahwa pada pasangan hidup Anda ternyata terdapat banyak kelebihan.

Bila selama ini, Saudari ciut hati karena suami Anda miskin harta, maka tidak perlu khawatir, karena ia penuh dengan perhatian dan tanggung jawab.

Bila selama ini, Saudari kecewa karena suami Anda ternyata kurang tampan, maka percayalah bahwa ia setia dan bertanggung jawab.

Andai selama ini, Saudari kurang puas karena suami Anda kurang perhatian dengan urusan dalam rumah, tetapi ia begitu membanggakan dalam urusan luar rumah.

Juga, andai selama ini, sikap suami Anda terhadap Anda kurang simpatik, maka tidak perlu hanyut dalam duka dan kekecawaan, karena ia masih punya jasa baik yang tidak ternilai dengan harta. Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga kehormatan Anda, menjadi penyebab Anda merasakan kebahagiaan menimang putra-putri Anda.

Saudariku, Anda tidak perlu hanyut dalam kekecewaan karena suatu hal yang ada pada diri suami Anda. Betapa banyak kelebihan-kelebihan yang ada padanya. Berbahagia dan nikmatilah kedamaian hidup rumah tangga bersamanya.

Berlarut-larut dalam kekecewaan terhadap suatu perangai suami Anda dapat menghancurkan segala keindahan dalam rumah tangga Anda. Bukan hanya hancur di dunia, bahkan berkelanjutan hingga di akhirat kelak.

Saudariku, simaklah peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini. Agar anda dapat menjadikan bahtera rumah tangga Anda seindah dambaan Anda.

أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ، قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Aku diberi kesempatan untuk menengok ke dalam neraka, dan ternyata kebanyakan penghuninya ialah para wanita, akibat ulah mereka yang selalu kufur/ingkar.” Spontan, para shahabat bertanya, “Apakah yang engkau maksud adalah mereka kufur/ingkar kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka terbiasa ingkar terhadap perilaku baik, dan ingkar terhadap jasa baik. Andai engkau berbuat baik kepada mereka seumur hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu, niscaya mereka begitu mudah berkata, ‘Aku tidak pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun darimu.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

Anda mendambakan kebahagian dalam rumah tangga?

Temukanlah bahwa kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada genggaman tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga suami Anda rela membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan kebahagian berumah tangga kepada Anda.

Percayalah Saudariku, suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا اُدْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, menjaga kesucian dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan kepadanya, ‘Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang engkau suka.’” (Hr. Ahmad dan lainnya)

Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun?

Kunci Keberhasilan Rumah Tangga

Saudaraku, mungkin selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus berusaha mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan untuk Anda berdua.

Anda berhasil menemukannya?

Bila Anda berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum, maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman Allah berikut,

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.” (Qs. al-Baqarah: 228)

Hak pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda. Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula kewajiban yang harus Anda tunaikan untuknya.

Shahabat Abdullah bin ‘Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini dalam rumah tangganya. Pada suatu hari, beliau berkata, “Sesungguhnya, aku senang untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan demiku, karena Allah Ta’ala telah berfirman,

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.’

Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah berfirman,

وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

‘Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (Hr. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)

Bagaimana dengan dirimu, wahai saudara dan saudariku? Kapankah Anda berdandan? Ketika sedang berada di rumah atau ketika hendak keluar rumah? Selama ini, sejatinya, untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda berdandan untuk pasangan Anda, ataukah Anda berdandan dan tampil menawan untuk orang lain?

Saudaraku, bahu-membahu, saling melengkapi kekurangan, dan saling pengertian adalah salah satu prinsip dasar dalam membangun rumah tangga. Tidak layak bagi Anda untuk berperan sebagai penonton setia ketika pasangan Anda sedang mengerjakan pekerjaannya. Usahakan sebisa Anda untuk turut menyelesaikan pekerjaannya. Demikianlah, dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan dalam rumah tangga beliau.

Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan,

كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الأَذَانَ خَرَجَ

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sebagian pekerjaan istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan dikumandangkan, maka beliau bergegas menuju ke mesjid.” (Hr. Bukhari)

Constance Gager, ketua studi sekaligus asisten profesor di Montclair State University, Montclair, New Jersey, mengadakan penelitian tentang hubungan perilaku suami-istri dengan keromantisan dalam bercinta. Ia mengelompokkan para suami yang menjadi objek penelitiannya ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama adalah suami-suami yang tidak peduli dan jarang membantu pekerjaan istri. Kelompok kedua adalah suami-suami yang sering turut serta dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga istri.

Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok kedua, yaitu yang sering membantu pekerjaan istrinya, terbukti lebih romantis dan lebih sering memadu cinta dengan pasangannya. Hubungan yang harmonis dan indah, begitu kental dalam rumah tangga mereka.

Sejatinya, penemuan ini bukanlah hal baru, karena secara logika, suami yang dengan rendah hati membantu pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai oleh istrinya. Tentunya, ini memiliki hubungan erat dengan keromantisan suami-istri dalam bercinta.

Sebaliknya, istri yang peduli dengan pekerjaan suami, pun akan mengalami hal yang sama.

Nah, bagaimana dengan diri Anda, wahai Saudaraku?

Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan Anda berdua semakin romantis dan harmonis.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Wallahu a’lam bish-shawab.

Penulis: Ustadz Arifin Badri, Lc., M.A.

===
catatan kaki:
[1] Para ulama pensyarah hadits menjelaskan bahwa bubur daging adalah makanan paling istimewa di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih-lebih bubur daging mudah pembuatannya dan selanjutnya mudah pula menelannya.

Sumber:

21.4.10

PESAN NABI PADA WANITA

Telah bersabda Rasulullah SAW maksudnya, “Kebanyakkan isi neraka itu adalah wanita dan kayu api”. Aisyah bertanya, mengapa wahai Rasullullah? Jawab Rasulullah SAW:

1. Karena kebanyakan perempuan itu tidak sabar dalam menghadapi kesusahan, kesakitan dan cobaan seperti kesakitan melahirkan anak, mendidik anak anak dan melayani suami dan melakukan kerja rumah.

2. Tiada memuji ataupun berterima kasih (bersyukur) atas kemurahan Allah yg didatangkan melalui suaminya (jarang seorang wanita yang mau mengucapkan terima kasih atas pemberian suaminya)

3. Kufur (ingkar) terhadap nikmat Allah, contohnya apabila terjadi suatu pertengkaran ada isteri yang berkata “Sudah 10 tahun menikah denganmu tak ada apa pun”.

4. Gemar membicarakan sesuatu yang sia-sia dan dosa, contohnya mengucilkan uami dan mengumpat. Tidak diterima shalatnya sehingga ia kembali menghulurkan tangannya kpd suami (meminta ampun dan maaf)

5. Hadis Nabi SAW “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan itu ialah wanita solehah” Insya Allah

6. Sabda Rasulullah SAW “Barang siapa seorang wanita yg memakai minyak wangi kemudian ia keluar melintasi kaum lelaki sehingga mereka mencium bau harumnya, maka dia adalah wanita penzina dan tiap-tiap mata yang memandangnya itu adalah zina.

7. Sebaik-baik wanita ialah tinggal di rumah, tidak keluar rumah kecuali atas urusan yg mendesak. Wanita yg keluar rumah akan disesatkan oleh iblis. Sabda Nabi SAW ” perempuan itu aurat, maka apabila ia keluar mendongaklah syaitan untuk menelanjanginya”

8. Haram bagi wanita melihat lelaki sebagaimana lelaki haram melihat wanita ( yg halal nikah kecuali dlm urusan menuntut ilmu dan berjual beli ). Diriwayatkan bahwa suatu hari, ketika Rasullullah SAW bersama isterinya, (Ummu Salamah dan Maimunah) datang sahabatnya yg buta (Ibnu Maktum). Rasulullah SAW menyuruh isteri-isterinya masuk ke dlm. Bertanya Ummu Salamah “Bukankah org itu tidak dpt melihat kami Ya Rasullullah?” Rasullullah SAW menjawab, “Bukankah kamu dpt melihat?”

9. Rasulullah SAW bersabda “Perempuan yg memakai pakain dlm keadaan berhias (bukan utk suami dan mahramnya) adalah bagaikan gelap gulita pd hari kiamat, tiada Nur baginya.”

10. Sabda Rasulullah SAW “Dinikahi wanita kerana empat perkara, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikkannya dan karenaagamanya. Maka carilah yg kuat beragama, niscaya kamu beruntung.”

11. Hadis nabi SAW “Salah satu tanda keberkahan wanita itu ialah pernikahannya, cepat kehamilannya dan ringan pula maharnya”.

12. Sabda nabi SAW “Wanita yg taat akan suaminya, semua burung-burung di udara, ikan di air, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristighfar baginya selama ia masih taat pada suaminya dan diridhaiNya.”

13. Sabda nabi SAW:” wanita yg taat pada suaminya akan tertutup tujuh pintu neraka dan akan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana saja pintu yg disukainya, tanpa hisab”

14. Hadis Nabi, “Apabila wanita yang bermuka masam menyebabkan tersinggung suaminya, maka wanita itu dimurkai Allah sehingga ia bermuka manis dan tersenyum mesra pada suaminya”.

15. Sabda Nabi SAW, “Tidak boleh seorang isteri mengerjakan puasa sunnat kalau suaminya ada di rumah serta dengan tidak seizinnya dan tidak boleh memasukkan seorang lelaki ke rumahnya dengan tidak seizin suaminya.

16. Nabi SAW bersabda “Tidak akan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya”.

17. Dari Muaz, Sabda Nabi SAW “Barangsiapa wanita yang berdiri atas dua kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api maka diharamkan muka dan tangannya dari kebakaran api neraka”.

18. Dan barangsiapa wanita yang menunggu suaminya hingga pulang lalu dibersihkan mukanya, dihamparkan tempat duduknya atau menyediakan makan-minumnya atau merenung ia pada suaminya, atau memegang tangannya, memperelokkan hidangan padanya, memelihara anaknya atau memanfaatkan harta suaminya karena mencari keridhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimah ucapannya, tiap-tiap langkahnya dan setiap renungannya pada suaminya sebagaimana memerdekakan seorang hamba. Pada hari kiamat kelak, Allah karuniakan cahaya hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas karunia tersebut. Tidak seorang pun yang sampai ke martabat itu kecuali Nabi-nabi. Thabit Al-Bananiy berkata “seorang wanita dari Bani Israel yang buta sebelah matanya sangat baik akhlaknya pada suami. Apabila ia menghidangkan makanan di hadapan suaminya, dipegangnya lampu hingga suaminya selesai. Pada suatu malam, lampunya kehabisan minyak maka diambil rambutnya dijadikan sumbu lampu. Pada esoknya, matanya yang buta kini bias melihat. Allah kurniakan kemulian pada perempuan itu karena kemuliaan dan penghormatannya pada suami.

19. Dari Ibnu Mas’ud, katanya nabi SAW bersabda: “Tiap-tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (500 thn) karena dia memuliakan suaminya di dunia maka mendapat pakaian dan bau-bauan syurga utk turun ke mahligai suaminya dan menghadap Allah swt.

20. Nabi Saw bersabda: ” barangsiapa wanita yang berkata kepada suaminya ‘Tidak pernah aku dapat dari engkau satu kebajikan pun ‘, maka Allah akan hapuskan amalannya selama 70 tahun walaupun ia berpuasa siang hari dan beribadah pada malam hari.

21. Sabda Nabi SAW “Sebaik-baik wanita (isteri) yang apabila engkau memandang kepadanya, ia menyenangkan hatimu, jika engkau memerintah ia menuruti perintah itu (taat) dan jika engkau bepergian ia menjaga harta suaminya”.

22. Sabda Nabi SAW “Perempuan tidak berhak keluar dari rumahnya melainkan jika dia terpaksa ( karena sesuatu urusan yang penting ) dan ia juga tidak berhak melalui jalan lalu-lalang melainkan ditepinya”.

23. Apabila suami memanggil isterinya ke tempat tidur tetapi ditolaknya hingga marahlah suaminya, maka tidur wanita itu dalam laknat malaikat hingga pagi menjelang.

24. Sabda Nabi SAW ” Wanita yang mempergunakan lidahnya untuk menyakiti hati suaminya ia akan mendapat laknat dan kemurkaan Allah, laknat malaikat dan laknat manusia sekalian “.

25. Ibnu Umar ra berkata, Sabda Nabi SAW ” Wanita yg tinggal di rumah bersama anak-anaknya akan tinggal bersama-samaku dalam syurga.”

26. Dalam Kitab Muhimah “Hendaklah isteri mendahului suaminya atas hak dirinya dari seluruh kaum kerabatnya”.

27. Rasulullah SAW bersabda “syurga itu di bawah telapak kaki ibu”. Insya Allah

28. Sabda Nabi SAW “Apabila seseorang itu mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah mencatatkan baginya setiap hari seribu kebaikan dan menghapus baginya seribu kejahatan “.

29. Sabda Nabi SAW ” Apabila seorang wanita sakit untuk bersalin maka Allah mencatat baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah ”

30. Sabda Nabi SAW ” Ya Fatimah! Siapa saja wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, merapihkan kumis dan memotong kuku suaminya, Allah akan memberikan minum untuknya dari sungai-sungai dalam syurga serta Allah akan meringankan baginya sakaratul maut dan akan didapati kuburnya menjadi sebuah taman daripada taman-taman syurga dan dicatatkan baginya kelepasan dari api neraka dan akan diselamatkan melintasi titian sirat “.

31. Dari Ali bin Abi Talib, Aku dengar Rasululullah SAW bersabda, Tiga golongan umatku akan mengisi neraka Jahanam selama 7 kali umur dunia mereka yaitu: a. Orang yang gemuk tetapi kurus b. Orang yang berpakaian tetapi telanjang c. Orang yang alim tetapi jahil. Adapun yang gemuk tetapi kurus itu ialah wanita yang gemuk (sehat) tubuh badannya tetapi kurang amal ibadahnya. Adapun orang yang berpakaian tetapi telanjang itu ialah wanita yg cukup pakaiannya tetapi tidak taat agama. Dan adapun orang yang alim tetapi jahil itu ialah ulama yang menghalalkan yang haram karena kepentingan peribadi.

32. Sabda Nabi SAW ” Telah aku saksikan kebanyakkan ahli neraka adalah wanita” Ditanya, “Mengapakah demikian Ya Rasululullah?” Dijawab baginda SAW ” Wanita mengkufurkan suaminya dan mengkufurkan ehsannya. Jikalau engkau berbuat baik kepadanya seberapa banyak pun dia masih belum merasa puas hati dan cukup “.

33. Sabda Nabi SAW ” Kebanyakkan ahli neraka adalah terdiri dari kaum wanita” maka menangislah mereka dan bertanya salah seorang daripada mereka “mengapa terjadi demikian, adakah karena mereka berzina atau membunuh anak atau kafir?” Jawab nabi, “Tidak, mereka ini ialah mereka yang tidak bersyukur akan nikmat suaminya, sesungguhnya tiap-tiap diantara kalian adalah nikmat suaminya”.

34. Sabda Nabi SAW ” Keadaan wanita sepuluh kali lipat keadaan lelaki di dalam neraka dan dua kali lipat seorang lelaki di dalam syurga”

35. Sabda Nabi SAW “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan keringat ketika membuat roti, Allah akan membuat tujuh parit di antara dirinya dengan api neraka, di antara parit-parit itu ialah sejauh langit dan bumi”.

36. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang-benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utas benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat”.

37. “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam akan benang yang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khas untuknya di atas takhta di hari akhirat.”

38. Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian utk anak-anaknya maka Allah akan mencatatkan baginya ganjaran sama seperti orang yang memberi makan kepada seribu orang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang tang tidak berpakaian.

39. Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya, menyikatnya, mencuci pakaian-pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkan sebanyak itu pula pekerjaan yang jahat dan menjadikan dirinya kelihatan berseri di mata orang-orang yang melihatnya. Insya Allah,

sumber : http://my.rileks.com/anend/blog/341/

Sepotong Roti Penebus dosa

Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."
Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.
Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu. Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sebuku roti.
Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bahagian, karena disangka sebagai orang miskin. Rupanya salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak mendapat bahagian dari orang yang membahagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membahagikan roti itu ia berkata: "Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku." Orang yang membagikan roti itu menjawab: "Kamu dapat melihat sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buku roti." Mendengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat bahagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia.
Di hadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadat yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam. Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sebuku roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sebuku roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam itu. Kepada anaknya Abu Musa berkata: "Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang memiliki sebuku roti itu!"

dicopy dari : http://rud1.cybermq.com/post/kategori/797/kisah-islami

Kisah Sebuah Pernikahan

Hari pernikahanku. Hari yang paling bersejarah dalam hidup. Seharusnya

saat itu aku menjadi makhluk yang paling berbahagia. Tapi yang aku rasakan

justru rasa haru biru. Betapa tidak. Di hari bersejarah ini tak ada

satupun sanak saudara yang menemaniku ke tempat mempelai wanita. Apalagi ibu.

Beliau yang paling keras menentang perkawinanku.

Masih kuingat betul perkataan ibu tempo hari, "Jadi juga kau nikah sama

'buntelan karung hitam' itu ....?!?"

Duh......, hatiku sempat kebat-kebit mendengar ucapan itu. Masa calon

istriku disebut 'buntelan karung hitam'.

"Kamu sudah kena pelet barangkali Yanto. Masa suka sih sama gadis hitam,

gendut dengan wajah yang sama sekali tak menarik dan cacat kakinya. Lebih

tua beberapa tahun lagi dibanding kamu !!" sambung ibu lagi.

"Cukup Bu! Cukup! Tak usah ibu menghina sekasar itu. Dia kan ciptaan

Allah. Bagaimana jika pencipta-Nya marah sama ibu...?" Kali ini aku terpaksa

menimpali ucapan ibu dengan sedikit emosi. Rupanya ibu amat tersinggung

mendengar ucapanku.

"Oh.... rupanya kau lebih memillih perempuan itu ketimbang keluargamu.

baiklah Yanto. Silahkan kau menikah tapi jangan harap kau akan dapatkan

seorang dari kami ada di tempatmu saat itu. Dan jangan kau bawa perempuan

itu ke rumah ini !!"

DEGG !!!!

"Yanto.... jangan bengong terus. Sebentar lagi penghulu tiba," teguran

Ismail membuyarkan lamunanku.

Segera kuucapkan istighfar dalam hati.

"Alhamdulillah penghulu sudah tiba. Bersiaplah ...akhi," sekali lagi

Ismail memberi semangat padaku.

"Aku terima nikahnya, kawinnya Shalihah binti Mahmud almarhum dengan mas

kawin seperangkat alat sholat tunai !" Alhamdulillah lancar juga aku

mengucapkan aqad nikah.

"Ya Allah hari ini telah Engkau izinkan aku untuk meraih setengah dien.

Mudahkanlah aku untuk meraih sebagian yang lain."

Dikamar yang amat sederhana. Di atas dipan kayu ini aku tertegun lama.

Memandangi istriku yang tengah tertunduk larut dalam dan diam. Setelah

sekian lama kami saling diam, akhirnya dengan membaca basmalah dalam hati

kuberanikan diri untuk menyapanya.

"Assalamu'alaikum .... permintaan hafalan Qur'annya mau di cek kapan

De'...?" tanyaku sambil memandangi wajahnya yang sejak tadi disembunyikan

dalam tunduknya. Sebelum menikah, istriku memang pernah meminta malam

pertama hingga ke sepuluh agar aku membacakan hafalan Qur'an

tiap malam satu juz. Dan permintaan itu telah aku setujui. "Nanti saja

dalam qiyamullail," jawab istriku, masih dalam tunduknya. Wajahnya yang

berbalut kerudung putih, ia sembunyikan dalam-dalam. Saat kuangkat

dagunya, ia seperti ingin menolak. Namun ketika aku beri isyarat bahwa aku

suaminya dan berhak untuk melakukan itu , ia menyerah.

Kini aku tertegun lama. Benar kata ibu ..bahwa wajah istriku 'tidak

menarik'. Sekelebat pikiran itu muncul ....dan segera aku mengusirnya.

Matanya berkaca-kaca menatap lekat pada bola mataku.

"Bang, sudah saya katakan sejak awal ta'aruf, bahwa fisik saya seperti

ini. Kalau Abang kecewa, saya siap dan ikhlas. Namun bila Abang tidak menyesal

beristrikan saya, mudah-mudahan Allah memberikan keberkahan yang banyak

untuk Abang. Seperti keberkahan yang Allah limpahkan kepada Ayahnya Imam

malik yang ikhlas menerima sesuatu yang tidak ia sukai pada istrinya.

Saya ingin mengingatkan Abang akan firman Allah yang dibacakan ibunya Imam

Malik pada suaminya pada malam pertama pernikahan mereka," ...

Dan bergaullah dengan mereka (istrimu) dengat patut (ahsan). Kemudian

bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak

menyukai sesuatu, padahal Allah menjanjikan padanya kebaikan yang

banyak."

(QS An-Nisa:19)

Mendengar tutur istriku, kupandangi wajahnya yang penuh dengan air mata

itu lekat-lekat. Aku teringat kisah suami yang rela menikahi seorang wanita

yang memiliki cacat itu. Dari rahim wanita itulah lahir Imam Malik, ulama

besar ummat Islam yang namanya abadi dalam sejarah.

"Ya Rabbi aku menikahinya karena Mu. Maka turunkanlah rasa cinta dan

kasih sayang milikMu pada hatiku untuknya. Agar aku dapat mencintai dan

menyayanginya dengan segenap hati yang ikhlas."

Pelan kudekati istriku. Lalu dengan bergetar, kurengkuh tubuhya dalam

dekapku. Sementara, istriku menangis tergugu dalam wajah yang masih

menyisakan segumpal ragu.

"Jangan memaksakan diri untuk ikhlas menerima saya, Bang. Sungguh... saya

siap menerima keputusan apapun yang terburuk," ucapnya lagi.

"Tidak...De'.

Sungguh sejak awal niat Abang menikahimu karena Allah.

Sudah teramat bulat niat itu. Hingga Abang tidak menghiraukan ketika

seluruh keluarga memboikot untuk tak datang tadi pagi," paparku sambil

menggenggam erat tangannya.

Malam telah naik ke puncaknya pelan-pelan. Dalam lengangnya bait-bait

do'a kubentangkan pada Nya.

"Robbi, tak dapat kupungkiri bahwa kecantikan wanita dapat mendatangkan

cinta buat laki-laki. Namun telah kutepis memilih istri karena rupa yang

cantik karena aku ingin mendapatkan cinta-Mu. Robbi saksikanlah malam ini

akan kubuktikan bahwa cinta sejatiku hanya akan kupasrahkan pada-Mu.

Karera itu, pertemukanlah aku dengan-Mu dalam Jannah-Mu !"

Aku beringsut menuju pembaringan yang amat sederhana itu. Lalu kutatap

raut wajah istriku denan segenap hati yang ikhlas. Ah, .. sekarang aku

benar-benar mencintainya. Kenapa tidak? Bukankah ia wanita sholihah

sejati. Ia senantiasa menegakkan malam-malamnya dengan munajat panjang pada-Nya.

Ia senantiasa menjaga hafalan KitabNya. Dan senantiasa melaksanakan shoum

sunnah Rasul Nya. "...dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah

tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka

mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya

pada Allah ..." (QS. al-Baqarah:165)

=========================================

Ya Allah sesungguhnya aku ini lemah , maka kuatkanlah aku dan aku ini

hina maka muliakanlah aku

dan aku fakir maka kayakanlah aku wahai Dzat yang maha Pengasih

sumber : http://cerpenislami.blogspot.com/2006/09/kisah-sebuah-pernikahan.html

16.4.10

PLEASE DON'T WASTE FOOD AND WATER - Unbelievable!

Don't keep this article to your self, forward it to your friends, so our friends and all people will thank God for food and water that they already have.










This is one more reason why we have to thank God for the food that we can have easily.
But in the otherhand....ironicly, we still waste the food that we buy
I feel very GRATEFUL for what I have today.......
We are so Blessed for the wonderful works of God's hand in our life today, just think of this ..............


'I felt very fortunate to live in this part of the world. I promise I will never waste my food no matter how bad it can taste and how full I may be. I promise not to waste water. I pray that this little boy be alleviated from his suffering.



I pray that we will be more sensitive towards the suffering in the world around us and not be blinded by our own selfish nature and interests. I hope this picture will always serve as a reminder to us about how fortunate we are and that we must never ever take things for granted.



Think & look at this...when you complain about your food and the food we waste daily...' MAY ALL HUMAN BEINGS BE FREE FROM SUFFERING!!!!
Please don't break this, keep on forwarding it to all our friends. On this good day, let's make a prayer for the suffering in any place around the globe and send this friendly reminder to others.



PLEASE,
MY GREAT FRIENDS, DON'T BREAK THIS CHAIN, KINDLY SEND IT TO SOMEONE YOU LOVE, TO ENABLE HIM OR HER SEE WHAT GOD HAS DONE IN HIS/HER LIFE COMPARED WITH THESE KIDS' DEPLORABLE CONDITIONS.

source : http://www.duniapustaka.net/2010/03/please-dont-waste-food-and-water.html

15.4.10

Agar Umur Menjadi Berkah oleh Mazlan Salim

Seorang nenek bertanya kepada Rasulullah apakah kelak ia akan masuk surga. Beliau menjawab : "Tidak akan ada nenek-nenek di surga". Mendengar jawaban ini spontan sang nenek menangis. Lalu Rasulullah berkata kepadanya bahwa di surga memang tidak ada nenek-nenek karena semua akan dijadikan muda belia. Sang nenek pun langsung tersenyum gembira.
Kisah ini biasanya dikutip untuk menjelaskan semangat humor Rasulullah saw. Namun, dari sisi lain ada hikmah yang dapat kita ambil berkaitan dengan sikap seseorang terhadap umurnya. Sang nenek dalam kisah diatas – sepertinya – tidak peduli apakah dia muda atau tua, karena yang penting dia bisa masuk surga. Siapa pun memiliki peluang yang sama untuk masuk surga, baik muda maupun tua. Dalam pergaulan sehari-hari kita sering menjumpai orang-orang muda yang enggan bicara akhirat karena menurut mereka itu urusan nanti kalau sudah tua. Padahal bukankah kematian bisa datang kapan saja ? Dan sebaliknya, ada banyak orang tua yang belum tergerak hatinya untuk memikirkan nasibnya di akhirat. Padahal, boleh jadi Allah swt panjangkan umurnya untuk memberi kesempatan agar kembali kepada-Nya. Banyak orang keliru dalam memandang umurnya. "Ada dua nikmat – kata Rasulullah saw – yang membuat banyak orang tertipu karenanya yaitu kesehatan dan waktu yang luang"(1) Waktu yang luang itu adalah umur yang menjadi kesempatan untuk beramal soleh. Orang yang tidak menggunakan kesempatan tersebut sampai tiba kematian berarti dia tertipu dengan umurnya.
Apakah Umur Bertambah atau Berkurang ?
Sebelum menjawab pertanyaan diatas, menarik kita simak ilustrasi yang dibuat oleh Amir Muhammad Al Madri, penulis buku "Tsalatsuna Amalan Yuthil al-'Umur" (Tiga puluh amal yang memperpanjang umur) sebagai berikut :
Seseorang berumur 60 tahun. 20 tahun digunakannya untuk tidur dengan asumsi rata-rata tidurnya 8 jam sehari. Dipotong masa menjelang baligh biasanya 15 tahun dan waktu yang digunakan untuk makan, minum, aktifitas lainnya selama 5 tahun. Maka, secara efektif, minus usia baligh, waktu tidur, makan minum dan lain-lain, umurnya yang tersisa untuk beramal sebenarnya selama 20 tahun saja. Jadi, dari 24 jam yang tersedia hanya sekitar 30 persen saja waktu efektif kita untuk beramal. Bahkan, jika seluruh usia 60 tahun itu digunakannya untuk beramal sekalipun, maka itu sebenarnya hanya baru tiga menit untuk ukuran akhirat, karena satu hari di akhirat sama dengan 1000 tahun di dunia. Seseorang berumur 60 tahun. Jika setiap hari rata-rata satu jam waktunya hilang tanpa amal maka telah sia-sia umurnya selama 3 tahun. Kalau 2 jam maka hilang 6 tahun. Demikian seterusnya setiap kehilangan satu jam tanpa amal. Bayangkan, jika didalam waktu yang terbuang itu dia melakukan maksiat kepada Allah. Alangkah sia-sia kehidupannya. Seseorang berumur 70 tahun. Jika 2 jam setiap hari digunakannya untuk beramal, misalnya 1 jam untuk shalat lima waktu dan 1 jam lagi untuk amal soleh lainnya, maka waktu potensial untuk beramal tinggal 22 jam perhari, sama dengan 64 tahun. Hal ini berarti, 2 jam per hari yang terpakai untuk beramal selama 70 tahun, itu hanya terhitung selama 6 tahun saja !
Dari ilustrasi ini, kesannya umur itu merupakan kesempatan untuk beramal. Umur yang lama (panjang) memberi kesempatan lebih banyak untuk beramal. Umur yang pendek berarti kesempatan beramalnya lebih sedikit. Dalam hadis Rasulullah saw yang sangat popular di kalangan kita dijelaskan bahwa apabila meninggal dunia maka terputuslah amal seorang hamba. Dengan demikian, batas umur itu adalah kematian. Setiap panjang umur maka semakin dekat dengan kematian dan semakin sedikit waktu untuk beramal. "Orang yang baik diantara kamu adalah yang panjang umurnya dan paling baik amalnya", demikian Rasulullah menegaskan(2)
Dalam konteks ini dapat dikatakan bahwa umur sebenarnya semakin hari semakin berkurang. Tetapi, siapakah yang tahu kapan akan mati ? Allah swt berfiman : " (jika kamu menyembah Allah dan bertakwa kepada-Nya) niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan (ajal) Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui.".(3)
Ketetapan disini maksudnya kematian. Kita hanya tahu adanya penundaan kematian jika kita tahu kapan ajal kita datang. Kematian itu batas hidup didunia yang menjadi rahasia Allah swt. Tidak seorang pun yang tahu kapan dia mati. Dengan demikian, pada hakikatnya, tak seorang pun yang dapat mengatakan bahwa umurnya bertambah atau berkurang. Mengapa seorang bisa mengatakan bahwa sebuah pensil - misalnya - berubah menjadi pendek ? Karena dia tahu ukuran sebenarnya. Bagaimana mungkin suatu benda dikatakan harganya terlalu mahal atau terlalu murah kalau kita tidak tahu harga pasarannya ? Jika bilangan umur bertambah maka semakin dekat dengan kematian dan kesempatan hidup pun makin berkurang. Dengan demikian, umur kita pun pada dasarnya berkurang. Pendek kata, kematian ibarat tombol turn off bagi seorang dalam beramal. Tetapi, bila umur dipahami sebagai waktu yang terpakai untuk hidup, maka sebelum kematian datang umur dikatakan terus bertambah. Umur akan semakin bertambah sampai seseorang menemui ajalnya. Setiap manusia pasti menemui ajal yang telah ditetapkan Allah swt kepadanya tanpa ada penambahan atau pengurangan sedikitpun. Inilah barangkali yang dimaksudkan oleh firman Allah swt : "…Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah." (QS. Fathir [35] : 11) Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Jalaluddin as-Suyuthi mengutip sebuah hadis qudsi bahwa Allah berfirman : Tidaklah seseorang yang telah kutetapkan padanya umur yang panjang melainkan dia akan sampai pada ketetapan umurnya itu dan Aku memang telah menetapkannya tanpa penambahan sama sekali. Dan siapa yang Kutetapkan berumur pendek maka dia akan menemui takdirnya sebagaimana yang telah Kutetapkan.(4)
Doa Panjang Umur
Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah saw pernah mendoakan sahabat Anas bin Malik agar dilimpahkan banyak harta dan keturunan serta keberkahan dalam hidupnya. Doa beliau dikabulkan oleh Allah swt. Dalam hidupnya Anas termasuk generasi sahabat senior yang paling akhir wafat – umur beliau mencapai lebih 100 tahun – dan meninggalkan banyak harta dan anak.
Dapatkah doa memanjangkan umur atau bisakah doa menghalangi takdir ?
Seandainya seseorang yang rajin berdoa agar dipanjangkan umurnya meninggal dunia pada usia 60 tahun, darimana dia tahu bahwa seharusnya dia meninggal 5 atau 10 tahun sebelumnya ? Tentu dia tidak tahu sehingga tidak bisa berkata bahwa Allah telah memanjangkan atau memendekkan umurnya. Yang sudah pasti adalah 60 tahun merupakan umur yang telah ditakdirkan Allah swt kepadanya tanpa penambahan dan pengurangan sedikitpun. Kalau begitu, buat apa kita memohon agar dipanjangkan umur ? Bukankah permohonan itu sia-sia disebabkan tidak ada yang tahu batas kehidupannya? Seyogianya umur dinilai tidak sekedar dari bilangannya, melainkan dari aktifitas yang dilakukan dalam mengisi waktu hidup yang dimiliki. Dua orang yang memiliki waktu sama, 1 jam misalnya, dapat melakukan aktifitas yang berbeda, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Bagi seorang yang rajin dan enerjik, 8 jam kerja di kantor dapat melakukan sepuluh aktifitas, sedangkan bagi seorang pemalas, 8 jam itu bisa tak menghasilkan apa-apa. Inilah barangkali yang dinamakan waktu yang penuh keberkahan. Berkah (barokah, Arab) sejenis added value (nilai tambah). Bila segelas air yang selama ini hanya untuk menghilangkan haus, ternyata juga dapat digunakan untuk mengobati sakit kepala, maka kita menyebutnya air berkah. Nasi bungkus yang didapat dari sebuah pengajian lazim disebut nasi berkah karena diyakini mengandung nilai lebih dibanding nasi bungkus biasa. Jadi permohonan doa agar dipanjangkan umur itu pada dasarnya merupakan permohonan agar mendapat bimbingan (hidayah) Allah swt agar umur yang tersisa dapat digunakan secara optimal untuk beribadah kepada-Nya. Setiap kita memohon kepada Allah swt agar dipanjangkan umur, itu berarti kita selalu berupaya agar setiap detik yang berlalu dalam hidup ini senantiasa mendatangkan manfaat dan mashalahat buat kita, baik di dunia maupun di akhirat. Inilah umur yang berkah, dan keberkahan ini pula yang sebenarnya kita mohonkan kepada Allah swt. "Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran", (QS. Al-Ashr [103] : 1-3), demikian Allah swt mengingatka agar Umur menjadi Berkah
Amir Muhammad Al Madri dalam kitabnya diatas menyebut ada 30 amal yang dapat dilakukan untuk menambah berkah umur. Disini kami kutipkan tiga saja, yaitu :
1) Dalam setiap aktifitas senantiasa mengharapkan ridho Allah. Sebagian ulama salaf berkata : "Makan, minum, tidur dan apapun yang dilakukan seorang mukmin karena ketaatan kepada Allah pasti menghasilkan pahala". Bisa melakukan banyak hal yang bernilai pahala dalam setiap detik kehidupan membuat umur terasa panjang karena banyak manfaat yang dihasilkan.
2) memelihara hubungan silaturrahmi. Silaturrahmi membuat kita akan selalu diingat orang lain, bahkan setelah meninggal dunia sekalipun. Inilah yang membuatnya seolah-olah tetap hidup. Dalam pergaulan sehari-hari mudah sekali kita berkenalan dengan banyak orang. Baru pertama berjumpa, kita saling memperkenalkan nama, tempat tinggal, pekerjaan dan lain sebagainya. Namun, kadang setelah itu kita mudah pula melupakannya. Dalam bisnis, kita perlu relasi, rekanan atau orang yang kita kenal untuk memperluas usaha. Tak jarang kita mendapatkan peluang sebagai berkah dari hubungan-hubungan seperti ini. Benarlah Rasulullah saw dengan sabdanya : "Siapa yang ingin dipanjangkan sisa umurnya dan diluaskan rezekinya maka hendaklah ia menjalin silaturrahmi".(5)
3) Berakhlak baik. Orang baik pasti disenangi banyak orang. Dalam setiap pergaulan ia mudah diterima, namanya sering disebut dan diberi kesempatan. Kehadirannya dinantikan dan ketiadaannya dipertanyakan. Keadaan ini membuatnya senantiasa hidup sekalipun nanti setelah wafat. Inilah yang membuatnya seolah berumur panjang (berkah). It's nice to be a important but it's important to be nice (Memang baik jadi orang
penting namun jauh lebih penting menjadi orang baik) Kita tentu kenal ungkapan
ini. Jauh sebelum adanya ungkapan ini, Rasulullah saw pernah bersabda :
"Sesungguhnya kamu tidak akan bisa membahagiakan semua orang dengan
seluruh hartamu. (Tetapi) Bahagiakanlah mereka dengan wajah lembut dan
kebaikan akhlakmu".(6)

1.Hadis riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas
2.Hadis riwayat Imam Ahmad dari Abu Hurairah
3.QS. Nuh (71) : 4
4.Jalaluddin a-Suyuthi, Tafsir ad-Durr al-Mantsur fi at-Ta'wil bi al-Ma'tsur, Mesir : 2003, cet. ke-1, Juz
12, hal 264,
5.Hadis riwayat Muttafaq alaih
6.Hadis riwayat dari Abu Hurairah. Menurut al-Hakim hadis ini sahih. Lihat Al-Mustadrak ala as-
hahihain, Juz 1 hal. 201, Nomor : 427-428.




14.4.10

Bismillah...

Sebuah rumah tangga tidak hanya menjalankan fungsi sebagai orangtua dan anak. Atau hanya sebuah penyatuan kasih sayang, romantisme, harmonisme yang terangkum dalam kalimat Sakinah Mawaddah wa Rahmah. Rumah tangga adalah membuat sebuah komitmen membangun keluarga dengan maksud dan tujuan mulia, melahirkan generasi pengganti yang shalih dan shalihah.

Jika kau membayangkan dalam rumah tangga kelak dengan fasilitas rumah luas nan mewah jika tak ada anak yang menemani dalam keseharian, harta melimpah ruah namun tak ada anak sebagai pewaris kekayaan.

“Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahkanlkah aku seorang anak dari sisiMu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Ya’kub; dan jadikanlah dia Tuhanku, seorang yang diridhai”, begitulah rintihan Nabiyullah Zakaria dalam surat Maryam ayat 5 dan 6.

Dalam sebuah rumah tangga ada sebuah orientasi di dalamnya, bukan hanya memimpikan kenikmatan dunia, tapi juga kenikmatan akhirat. Yakni bisa berkumpulnya keluarga dalam jannahNya. Menikmati suguhan yang tiada bandingnya sekalipun dengan kenikmatan dunia. Merencanakan rumah tangga akhirat yaitu dengan membangun rumah tangga dunia dengan pemimpin beriman plus dikelilingi anak-anak yang shalih dan shalihah.

Rumah tangga orang-orang terdahulu mengutamakan lahirnya anak-anak yang shalih dan shalihah, dengan keterbatasan harta mereka bekerja keras agar anak mereka menjadi anak yang berbakti dan berguna. Senatiasa menjaga keshalihan dan kesucian agar kelak anak mereka juga tumbuh dengan iman dan akidah yang suci. Banyak ulama istimewa yang lahir dari rumah tangga-rumah tangga yang sangat istimewa.

Diantaranya ( Sumber : Tarbawi)
Imam Ahmad, ia lahir dan diasuh dalam keluarga yang taat dan ilmu agama luas. Ayahnya meninggal ketika masih bayi, namun ibunya terus bekerja keras agar anaknya tetap bisa belajar agama. Ia mengajarkan Ahmad kecil apa saja yang ia ketahui dari sejarah hidup Rasulullah, hadits, kisah-kisah bangsa Arab dan kepahlawanan mereka. Sejak dini, ibunya mengajarkan tentang norma-norma agama Islam dan mengajarkan kecintaan pada Rasulullah saw. Saat imam Ahmad berusia 15 tahun, seorang ulama besar datang ke Bagdad. Dia tinggal berhadapan dengan rumah Imam Ahmad. Suatu ketika, air sungai tigris meluap hingga mencapai istana Harun Ar Rasyid. Pada saat itu, para penuntut ilmu berusaha menaiki sampan untuk bisa menyebrangi sungai, tetapi Imam Ahmad menolak untuk ikut bersama mereka. Ia berkata “ibuku tidak menyuruhku melakukan ini”. Sehingga ia bergegas kembali kepada ibunya agar ia merasakan ketenangan.
Bagaimana Imam Ahmad tidak patuh kepada ibunya, sementara ibunya telah menolak untuk menikah agar dapat mengasuh dirinya. Sebagai balasannya, Imam Ahmad pun berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam belajar; sampai akhirnya ia mendapatkan ilmu pengetahuan yang banyak diusianya yang masih belia, dengan bersandar kepada kemampuan pribadinya. Melihat Imam Ahmad yang begitu istimewa, Khuzaimah bin Khazim At Tamimi pernah berucap, “ Aku sudah mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk menyekolahkan anak-anakku, mendatangkan para pendidik ke rumah untuk mereka, tetapi anak-anaku tetap tidak beruntung mempunyai akhlak dan ilmu yang tinggi. Sedangkan Ahmad bin hambal ini seorang anak yatim, tapi lihatlah betapa tinggi ilmunya dan betapa mulia akhlaknya”.

Imam bukhari yang dikenal sebagai tokoh utama dalam ilmu hadits, juga merupakan produk dari keluarga yang baik. Ayahnya yang bernama Ismail, terkenal sebagai ulama yang sangat shalih dan sangat menjaga kesucian dirinya. Tidak heran jika Bukhari kemudian tumbuh dengan mewarisi sifat-sifat mulia dari ayahnya itu.

Orang-orang besar seperti mereka, juga seperti imam Abu Hanifah, Malik, Asy Syafi’i, Muslim dan yang lain adalah orang-orang yang lahir dan dibesarkan dalam rumahtangga yang dipenuhi dengan keharmonisan serta semangat untuk meraih kehidupan yang baik di akhirat. Rumah tangga yang dibangun karena ketaatan kepada Allah, bukan rumah tangga yang dibangun dengan pondasi syahwat terhadap pesona dunia.

Bagi para orang tua, pemilik dan pemimpin rumah tangga, perlu menyadari bahwa rumah tangga yang damai dan rumah tangga akhirat tidak dibentuk hanya dengan pendidikan belaka. Di dalamnya ada doa, ketaatan kepada Allah, dan ada usaha untuk menjaga kesucian diri. Kita pasti merindukan sebuah keluarga yang kelak bisa bersatu kembali di kehidupan yang kekal dalam syurga Allah swt, seperti keluarga orang-orang shalih.


Wallahu’alam.

Survey Keuangan Sebelum Menikah

Seorang temenku pernah bertanya "eh, kalo aku nikah tapi dengan gaji yang cuma Rp#### bisa ga ya?

hmmm.....

Maka dari pertanyaan itu aku membuat survey asal, dan berikut adalah daftar pengeluaran standar bulanan setelah merit Sekedar berbagi aja, buat temen2 yang mungkin juga mengalami 'Matery after merit phobia syndhrome'

Daftar anggaran bulanan
(asumsi :disusun berdasarkan skala proritas,disusun dengan sangat2 relatif, dan berdasarkan basic needs standar menengah ke bawah)

1. Makan

Dengan asumsi sekali makan adalah 5000
Maka makan 3x sehari,kali 2 orang (karena lagu sepiring berdua cuma berlaku pada saat pacaran ajah), kali 30 hari adalah Rp900.000

Tips :
Rajin2 ke kondangan atau sunatan, dan bawa pulang nasi kotaknya Pasti lebih ngirit

2.Kontrakan

Dengan asumsi masih ngontrak di rumah petak, yang punya uda botak, tapi masih galak, dan punya anjing belum jinak.
Maka dana untuk kontrakan sekitar 500.000/bulan

Tips :
Tinggallah di Pondok Mertua Indah. Niscaya 2 dana diatas gak akan pernah ada
Di pondok mertua indah, anda akan bebas makan apa aja, termasuk 'makan ati'


3. Listrik dan Air

Dengan asumsi daya listrik 900 watt dan pake jetpam maka anggaran untuk listrik adalah 100.000/bulan

Tips :
Jangan pake AC, cukup AC (angin cendela)
Jangan suka main Plestesyen, cukup main monopoli,sudamanda atau gaple ama istri terasa lebih romantis

4. Transportasi

Dengan asumsi naik motor ke kantor, dengan motor yang paling irit rit rit, maka untuk ongkos bensin dan servis adalah 100.000

Tips :
Gunakanlah Bensin campur!
(maksudnyah campur dorong, pasti lebih irit)
Atau ikutlah "Nebeng Fans Club", dengan alasan mempererat silaturahmi dengan yang ditebengi maka perjalanan berangkat dan pulang kantor akan terasa lebih menyenangkan

5. Komunikasi

Dengan asumsi pake cdma yang 1000/jam maka untuk sebulan, ongkos komunikasi berdua adalah 100.000

Tips :
Pakelah 'FREN' yang lebih murah (maksudnya kalo mau nelpon atau sms tinggal bilang "Freeen...minjam HP nya dong freen..."

6. Keperluan sehari2

Seperti sabun,odol,syampu, dll dsb
Dengan asumsi tidak pake fesyel,krimbat, manikyur, pedikyur, kukyur2 maka alokasi dana untuk ini sebesar 50.000

Tips :
Mandi kalo perlu saja
Kalo dulu 2 kali sehari,jadi 2 hari sekali
Untuk ngirit odol kembalilah memakai tumbukan batu bata

7. Kesehatan

Seperti minyak kayu putih,vitamin, obat pusing (ini penting buat pengantin baru wekekekek!), maka alokasi cadangan untuk kesehatan sebesar 50.000

Tips :
Jaga kesehatan
Jangan begadang...kalo tiada artinya...begadang bole saja...asalkan sambil ronda (halah!!)

8.Entertaiment

Nah ini kalo ada uang lebih aja, bisalaah sekali2 nomat,liat live music, lari pagi, atau makan martabak sekali2

Jadii...
Dari asumsi basic needs diatas maka pengeluaran untuk tiap bulan adalah sebesar : 1.800.000/bulan

(masih gede juga ya)

Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan temen2 ketika pengen nikah, untuk kemudian dibandingkan dengan pemasukan yang ada.
Kalopun masih 'besar pasak daripada tiang' Anda bisa memperkecil pasak, atau memperbesar tiang...ataauu. ..ga usak pake pasak, tapi dipaku aja!

Tapi ada 1 hal yang ga bisa dijelaskan dengan perhitungan ketika anda memutuskan untuk menikah

(serius mode on*)

Yaitu, berkah menikah

Selalu, ALLAH SWT akan mencukupi kebutuhan umatnya yang mau berusaha dan berdoa. Selalu bersukur dan percaya bahwa ALLAH SWT Maha Menguasai Segalanya.

so, stop accounting, just do it!

sumber : http://www.facebook.com/notes.php?id=301729376267

PEREMPUAN (khususnya untuk para lelaki)


Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi. Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.

Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki : perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele..hingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya...sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjad! i lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.
Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.

Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... kata-kata yang lembut... ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti... membuatnya aman di dekatmu....

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tu! mbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang... seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya.... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya...Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana.... karena mere! ka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... karena kau dan dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.

sumber : http://www.facebook.com/notes.php?id=301729376267


11.4.10

Presiden Teladan, Presiden Termiskin Dunia

Semoga ini menjadi bahan renungan kita, terutama orang kalangan atas pejabat dan menteri!!

Presiden Iran saat ini: Mahmoud Ahmadinejad, ketika di wawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya:



"Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"
Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:
"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."


Berikut adalah gambaran Ahmadinejad yang belum tentu orang ketahui, dan pastiyang membuat orang ternganga dan terheran-heran :


1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan
Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu
kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.

2. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP,
lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler
untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.







3. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

4. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya
dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya,
arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana
dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi,
sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.

5. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977,
sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran.
Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.

6. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.

7. Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya.
Hanya itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis,
belum lagi secara minyak dan pertahanan.
Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.

8. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan;
roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira,
ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.





9. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan,
ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya,
ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.

10. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan,
dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan.
Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi,
atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.


11. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar
karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?
Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal2nya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi.
Menurut koran Wifaq, foto2 yg diambil oleh adiknya tersebut,
kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk amerika.







12. Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka





13. Bahkan ketika suara azan berkumandang,
ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa





14. baru-baru ini dia baru saja mempunyai Hajatan Besar Yaitu Menikahkan Puteranya. Tapi pernikahan putra Presiden ini hanya layaknya pernikahan kaum Buruh. Berikut dokumentasi pernikahan Putra Seorang Presiden





sebegitu sederhanakah dia?













Mudah-mudahan di pemilu yang akan datang kita akan memiliki Presiden seperti itu
sumber : http://berita-aneh.blogspot.com